Name : Shara Fitrialoka
Class : 4SA01
NPM : 16615518
KPU says human error caused inconsistent vote recap
data
The General Elections Commission (KPU)
has denied allegations that it is trying to conduct “systematic cheating” to
favor a certain presidential candidate by manipulating the vote recapitulation data.
KPU commissioner Ilham Saputra said on
Friday that the inconsistent data found on the KPU’s website was merely human
error, which had been fixed right away following reports.
“Should any of you find any inconsistent
data [between recapitulation data on kpu.go.id and data on
C1 vote tally forms], you can inform us via our 24/7 phone service,” Ilham
said.
“Please stop spreading hoaxes that the
KPU is conducting systematic cheating, because we are not,” he added.
Allegations have been rife on social
media about the commission cheating, following the finding of
vote-recapitulation data input by KPU on its website kpu.go.id that
did not match data recorded by election committees on C1 vote tally forms.
For example, a short video circulating
online shows that the KPU’s website recorded 26 votes for presidential
candidate pair Joko Widodo-Ma’ruf Amin and 41 votes for the Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno pair at polling station 10 in Laksamana sub-district of
Dumai city, Riau.
The polling station’s C1 form, on the
contrary, shows that Jokowi-Ma’ruf got 26 votes but Prabowo-Sandiaga received
141 votes.
“With this incident, I’m starting to
lose faith in the commission. I hope it can maintain its credibility and
honesty. Please, do not take sides for one particular party,” said the person
who recorded the video.
The KPU said that “human error” during
the data input process occurred in at least five polling stations, located in
Maluku, West Nusa Tenggara, Central Java, Riau and East Jakarta. The issue,
however, had been addressed.
Ilham gave an assurance that the
previous data-input errors would not affect the election results as the KPU
would merely refer to nationwide recapitulation.
Google’s
translation
KPU
mengatakan kesalahan manusia menyebabkan data rekap suara tidak konsisten
Komisi Pemilihan Umum (KPU) membantah
tuduhan bahwa mereka mencoba melakukan "kecurangan sistematis" untuk
mendukung calon presiden tertentu dengan memanipulasi data rekapitulasi suara.
Komisioner KPU Ilham Saputra mengatakan
pada hari Jumat bahwa data yang tidak konsisten yang ditemukan di situs web KPU
hanyalah kesalahan manusia, yang telah diperbaiki segera setelah laporan.
“jika ada di antara Anda yang menemukan
data tidak konsisten [antara data rekapitulasi pada kpu.go.id dan data pada
formulir penghitungan suara C1], Anda dapat memberi tahu kami melalui layanan
telepon 24/7 kami,” kata Ilham.
“Tolong hentikan penyebaran tipuan bahwa
KPU sedang melakukan kecurangan sistematis, karena kita tidak,” tambahnya.
Dugaan telah tersebar luas di media
sosial tentang kecurangan komisi, setelah ditemukannya input data rekapitulasi
suara oleh KPU di situs webnya kpu.go.id yang tidak cocok dengan data yang
direkam oleh komite pemilihan pada formulir penghitungan suara C1.
Misalnya, sebuah video pendek yang
beredar online menunjukkan bahwa situs web KPU mencatat 26 suara untuk pasangan
calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan 41 suara untuk pasangan Prabowo
Subianto-Sandiaga Uno di TPS 10 di Kecamatan Laksamana, kota Dumai. , Riau.
Sebaliknya, formulir C1 TPS menunjukkan
bahwa Jokowi-Ma'ruf mendapat 26 suara tetapi Prabowo-Sandiaga menerima 141
suara.
"Dengan kejadian ini, aku mulai
kehilangan kepercayaan pada komisi. Saya harap ini bisa menjaga kredibilitas
dan kejujurannya. Tolong, jangan berpihak pada satu pihak tertentu, ”kata orang
yang merekam video.
KPU mengatakan bahwa "kesalahan
manusia" selama proses input data terjadi di setidaknya lima TPS, yang
terletak di Maluku, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Riau dan Jakarta Timur.
Masalahnya, bagaimanapun, telah diatasi.
Ilham memberikan jaminan bahwa kesalahan
input data sebelumnya tidak akan mempengaruhi hasil pemilu karena KPU hanya
akan merujuk pada rekapitulasi nasional.
Shara’s
translation
KPU mengatakan kesalahan manusia menyebabkan rekap
pemilihan suara yang tidak konsisten
Komisi Pemilihan umum (KPU) telah
menyangkal dugaan bahwa KPU mencoba untuk melakukan “kecurangan sistematis”
untuk mendukung seorang calon kandidat presiden tertentu dengan memanipulasi
rekapitulasi data.
Komisaris KPU Ilham Saputra mengatakan
pada hari jumat ditemukan data yang tidak konsisten pada situs KPU hanya karena
kesalahan manusia, yang telah diperbaiki menurut laporan.
“Sebaiknya jika anda menemukan data yang
tidak konsisten [antara rekapitulasi data pada kpu.go.id dan pada edaran C1
catatan hasil perhitungan suara], anda bisa melaporkannya kepada kami lewat
layanan telepon 24/7 milik kami”. Kata Ilham.
“Tolong berhenti menyebarkan berita
bohong bahwa KPU melakukan kecurangan sistematis, karena kami tidak
melakukannya,” Ilham menambahkan.
Dugaan telah tersebar luas pada media
sosial tentang panitia yang melakukan kecurangan, penemuan rekapitulasi data
suara yang dimasukkan oleh KPU pada situs kpu.go.id bahwa data yang dicatat
oleh panitia tidak sesuai pada edaran C1 catatan hasil perhitungan suara.
Contohnya, video singkat yang beredar di
internet menunjukkan bahwa situs KPU mencatat 26 suara untuk kandidat presiden
pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan 41 suara untuk pasangan Prabowo Subianto
–Sandiaga Uno di tempat pemungutan suara, kecamatan Laksamana kota dumai, Riau.
Tempat pemungutan suara edaran C1,
sebaliknya, menunjukan bahwa Jokowi-Ma’ruf 26 suara tetapi Prabowo-Sandiaga
mendapatkan 141 suara.
“Dengan kejadian ini, saya mulai
kehilangan kepercayaan pada kepanitiaan. Saya berharap panitia dapat
mempertahankan kepercayaan dan kejujurannya. Tolong, jangan memihak pada satu
kelompok tertentu,” kata seseorang yang merekam video tersebut.
KPU mengatakan bahwa ada “kesalahan
manusia” selama proses memasukkan data yang terdapat di lima tempat pemungutan
suara, berlokasi di Maluku, Nusa Tenggara Barat, Jawa tengah, Riau dan Jakarta
Timur. Masalah ini, bagaimanapun telah diatasi.
Ilham memberikan jaminan bahwa kesalahan
memasukan data sebelumnya tidak akan berpengaruh pada hasil pemilihan karena
KPU hanya akan mengacu pada rekapitulasi nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar